Arsip untuk ‘LITOSFER’ Kategori
Tentang material padat di Bumi.
Bencana Alam di Indonesia
Ditulis oleh wahyuancol di/pada November3, 2009
Bencana alam didefinisikan sebagai bencana yang menimpa manusia murni karena proses alam. Definisi ini mengisyaratkan ada bencana karena aktifitas manusia dan ada pula bencana alam yang dipicu atau diperhebat oleh aktifitas manusia. pada kesempatan ini kita hanya membicarakan bencana yang murnikarena proses alam.
Proses alam dapat terjadi di geosfer atau lithosfer, hidrosfer atau di air atau di laut, dan atmosfer atau di udara. Proses alam yang terjadi di tigadomain itu dapat saling berkaitan satu sama lain. Dengan demikian, bencana alam yang terjadi di suatu kawasan, termasuk di Indonesia, sangat ditentukan oleh kondisi geologi, oseanografi dan meteorologi kawasan atau daerah tersebut.Meskipun kita dapat membedakan adanya geosfer, hidrosfer dan atmosfer, namun proses yang terjadi sering sangat berkaitan satu sama lain dan kadang tidak dapat berdiri sendiri.
Bencana terkait Kondisi atau Proses Geologi
Berikut ini kita meninjau bencana alam yang proses utamanya adalah proses geologi. Proses geologi dapat dibedakan menjadi proses-proses endogen (yang bekerja di dalam Bumi) dan proses-proses eksogen (yang bekerja di permukaan Bumi).
Proses endogen terdiri dari:
- Gerak Tekto nik – menyebabkan gempa. Gempa dapat mengebabkan terjadinya patahan di kerak bumi. Guncangan gempa dapat mencetuskan Longsor atau Gerakan Tanah seperti yang terjadi di Padang Pariaman. Adapun patahan yang terjadi di dasar laut dapat memicu terjadinya Tsunami (proses terjadi di laut atau hidrosfer), seperti yang terjadi ketika gempa 26 Desember 200 4 di Samudera Hindia. Sementara itu, longsor yang terjadi di palung-palung laut dalam juga dapat menimbulkan Tsunami.
- Magmatisme – menimbulkan gunungapi – menyebabkan letusan gunungapi yang menimbulkan aliran Awan Panas atau Lahar Panas bila ada danau kawah yang ikut jebol. Kemudian, endapan pasir di lereng gunungapi bila terkena hujan lebat (proses atmosfer) dapat menimbulkan aliran Lahar, baik lahar panas maupun lahar dingin. Contohnya seperti yang terjadi Gunung MerapiYoguyakarta.
Proses eksogen terdiri dari:
- Pelapukan batuan – menyebabkan gerakan tanah atau longsor. Longsong yang terjadi pada batuan yang lapuk dapat terjadi karena dipicu oleh guncangan gempa (proses endogen), atau oleh curah hujan (prosesdi atmosfer) yang tinggi.
- Banjir – terjadi karena curah hujan yang tinggi. Aliran air yang terjadi dapat menimbulkan erosi di tebing-tebing sungai. Muatan sed imen yang masuk ke laut
karena aliran sungai akan menimbulkan sedimentasi di laut.
Bencana terkait Proses di Atmosfer
Berikut ini adalah bencana yang terjadi dengan proses-proses di atmosfer sebagai proses utama.
- Angin – terjadi karena proses-proses yang terjadi di atmosfer. Tiupan angin terjadi karena perbedaan tekanan udara. Di Indonesia, pola angin musiman secara umum dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara di Benua Asia dan Benua Australia (Kepulauan Indonesia terletak di antara kedua benua itu). Kita mengenal adanya Musim Angin Barat dan Musim Angin Timur. Untuk daerah pesisir, daerah yang terbuka dari arah barat akan terkena pukulan gelombang yang timbul karena angin barat; sedang untuk daerah pesisir yang terbuka dari arah timur akan terkena pukulan gelombang yang timbul karena angin yang bertiup dari arah timur. Di daerah-daerah tertentu, karena kondisi morfologi daratannya yang bergunung-gunung, dapat terjadi tiupan angin lokal yang merusak. Kita di Kepulauan Indonesia tidak mengalami Badai Tropis. Tetapi, badai yang terjadi di Samudera Hindia dapat menimbulkan gelombang tinggi di pantai-pantai dari pulau-pulau di Kepulauan Indonesia yang menghadap ke Samudera Hindia. Pukulan gelombang di pantai dapat menyebabkan erosi pantai.
- Kekeringan (dan Banjir) – terjadi di Indonesia berkaitan dengan perubahan musim angin yang berkaitan dengan posisi Kepulauan Indonesia yang diapit oleh dua benua itu. Atau karena pengaruh dari proses atmosfer yang terjadi di Samudera Pasifik (El Nino atau La Nina). Karena pengaruh proses Samudera Pasifik, musim kering dapat berlangsung lebih panjang durasinya, musim hujan datang terlambat, atau curah hujan sangat tinggi. Kekeringan dapat menimbulkan kebakaran hutan (seperti terjadi di Sumatera dan Kalimantan) atau kelaparan (atau kekurangan stok pangan nasional) karena kehabisan bahan pangan.
Demikian gambaran tentang berbgai bencana alam yang dapat terjadi di Kepulauan Indonesia.
Dengan memahami bagaimana suatu bencana alam dapat terjadi dan faktor-faktor yang mencetuskan atau mempengaruhi kejadiannya, maka kita dapat memperkirakan tempat kejadian atau yang akan terlanda bencana, dan waktu kedatangan atau kejadian suatu bencana.
Khusus untuk gempa, memang kita belum dapat memperkirakan waktu kejadiannya, tetapi kita dapat menentukan daerah-daerah yang berbahaya bila terjadi gempa.
Semoga bermanfaat
Ditulis dalam Banjir, Erosi, Gelombang, Gempa, HIDROSFER, LITOSFER, PROSES (BENCANA) ALAM, Tsunami, Volkanisme | Bertanda: Atmosfer, Banjir, Bencana Alam, Erosi, Gempa, Geosfer, HIDROSFER, Kekeringan, letusan gunungapi, posisi silang, Tsunami | 2 Komentar »
Piroksenit
Ditulis oleh wahyuancol di/pada Februari28, 2009
Piroksenit adalah batuan beku plutonik, berkomposisi mineral-mineral dari keluarga piroksin, seperti augit, bronzit, diallag, diopsid, enstatit, hipersten. Ukuran butir mineral-mineralnya sangat kasar, bahkan individu mineralnya dapat mencapai ukuran inci.
Hubungan kekerabatan komposisi piroksenit sangat dekat dengan gabro (piroksin + plagioklas) dan peridotit (piroksin + olivin).
Ditulis dalam Batuan, | Bertanda: Batuan beku plutonik, Gabro, Peridotit, Piroksenit, Piroksin | 1 Komentar »
Erosi 2 (hakekat erosi, keuntungan, kerugian)
Dalam posting sebelumnya telah disebutkan bahwa Erosi adalah lepasnya material padat (sedimen, tanah, batuan dan tertikel lain) dari batuan induknya oleh air, angin, es, gaya gravitasi atau organisme.
Apabila kita perhatikan baik-baik proses erosi yang terjadi maka kita akan melihat keadaan berikut ini:
- Erosi menyebabkan hilangnya material dari suatu tempat. Di lokasi asal material tersebut terjadi pengurangan material. Selain itu, apabila daerah tersebut tinggi, maka erosi menyebabkannya menjadi lebih rendah. Dari sudut pandang geomorlogi maka, erosi merupakan bagian penting dari proses pendataran (pembentukan dataran)permukaan Bumi. Selain itu, erosi juga bekerja mengukir permukaan Bumi. Hasilnya adalah alur-alur air atau lembah-lembah sungai di daerah perbukitan atau pegunungan. Jadi, tanpa erosi maka gunung-gunung akan tetap menjuilang tinggi dan tidak ada ukiran alur air dan lembah sungai yang indah itu.
- Erosi merupakan penghasil muatan sedimen untuk ditransportasikan dan kemudian diendapkan di tempat lain. Jadi, bila tidak diawali oleh proses erosi maka tidak akan ada muatan sedimen yang dapat ditransportasikan, dan selanjutnya tidak akan ada pengendapan yang akan terjadi. Dengan demikian dapatlah kita katakan bahwa proses erosi merupakan kunci dari proses transportasi sedimen dan proses pengendapan sedimen.
Itulah hakekat dari proses erosi.
Kerugian karena Erosi
Sebagaimana halnya proses alam lainnya, erosi dikatakan merugikan bila mengenai kepentingan manusia secara langsung dan segera dirasakan pengaruhnya.
Berikut ini beberapa kerugian karena erosi:
- Kehilangan tanah yang subur di daerah pertanian atau perkebunan yang mengalami erosi. Erosi permukaan tanah menyebabkan humus tanah yang subur di suatu kawasan hilang terbawa ke tempat lain. Pembuatan lahan persawahan berteras di daerah berlereng merupakan salah satu upaya mengurangi kerugian karena erosi ini.
- Kehilangan lahan secara fisik dan berbagai objek di atasnya. Contoh dari kondisi ini adalah erosi yang terjadi di sepanjang tepi aliran sungai atau tepi pantai. Erosi menyebabkan kehilangan lahan. Bila di atas lahan itu ada rumah, jalan atau berbagai objek lainnya, maka semuanya akan turut hilang bersamaan dengan hilangnya lahan karena erosi itu.
Keuntungan karena Erosi
Di atas telah disebutkan bahwa erosi merupakan kunci bagi proses transportasi sedimen dan proses sedimentasi. Keuntungan dari proses erosi ini dengan demikian harus kita lihat dari sudut pandang yang lebih luas dan menyeluruh. Kita harus melihat bahwa erosi menguntungkan karena tanpa erosi maka sedimentasi tidak akan terjadi. Tanpa erosi, maka tak kan ada sedimentasi, maka tidak akan ada lahan persawahan dataran rendah yang subur. Tanpa erosi di darat, maka tak kan ada sedimentasi di pantai atau laut dalam, maka tidak akan ada delta-delta atau endapan laut yang darinya kita mendapatkan minyak dan gas bumi.
Penutup
Erosi adalah sebagian dari proses alam yang penting bagi kelangsungan hidup di Bumi. Keuntungan dan kerugian dari proses itu bersifat relatif, tergantung dari cara kita memandangnya.
Ditulis dalam Cara Bumi di Hidupkan, E, Erosi, Sedimen | Bertanda: dataran, Erosi, Geomorfologi, lembah, Sedimen, Sedimentasi, sungai | 2 Komentar »
Pantai (tipe, klasifikasi sederhana, proses)
Ditulis oleh wahyuancol di/pada Desember16, 2008
Secara sederhana, pantai dapat diklasifikasikan berdasarkan material penyusunnya, yaitu menjadi:
- Pantai Batu (rocky shore), yaitu pantai yang tersusun oleh batuan induk yang keras seperti batuan beku atau sedimen yang keras.
- Beach, yaitu pantai yang tersusun oleh material lepas. Pantai tipe ini dapat dibedakan menjadi:
- Sandy beach (pantai pasir), yaitu bila pantai tersusun oleh endapan pasir.
- Gravely beach (pantai gravel, pantai berbatu), yaitu bila pantai tersusun oleh gravel atau batuan lepas. Seperti pantai kerakal.
- Pantai bervegetasi, yaitu pantai yang ditumbuhi oleh vegetasi pantai. Di daerah tropis, vegetasi pantai yang dijumpai tumbuh di sepanjang garis pantai adalah mangrove, sehingga dapat disebut Pantai Mangrove.
Bila tipe-tipe pantai di atas kita lihat dari sudut pandang proses yang bekerja membentuknya, maka pantai dapat dibedakan menjadi:
- Pantai hasil proses erosi, yaitu pantai yang terbentuk terutama melalui proses erosi yang bekerja di pantai. Termasuk dalam kategori ini adalah pantai batu (rocky shore).
- Pantai hasil proses sedimentasi, yaitu pantai yang terbentuk terutama kerena prose sedimentasi yang bekerja di pantai. Termasuk kategori ini adalah beach. Baik sandy beach maupun gravely beach.
- Pantai hasil aktifitas organisme, yaitu pantai yang terbentuk karena aktifitas organisme tumbuhan yang tumbuh di pantai. Termasuk kategori ini adalah pantai mangrove.
Kemudian, bila dilihat dari sudut morfologinya, pantai dapat dibedakan menjadi:
- Pantai bertebing (cliffed coast), yaitu pantai yang memiliki tebing vertikal. Keberadaan tebing ini menunjukkan bahwa pantai dalam kondisi erosional. Tebing yang terbentuk dapat berupa tebing pada batuan induk, maupun endapan pasir.
- .Pantai berlereng (non-cliffed coast), yaitu pantai dengan lereng pantai. Pantai berlereng ini biasanya merupakan pantai pasir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar